“Pesek, pesek!” “Elek, elek.” “Item-item.” “Wah kok ireng? ini bayinya ikut ke sawah apa?” “Nangisnya kenceng banget, cengeng ini anaknya.” “Ini si adik cantik banget, putih bersih. Kok kakaknya hitem dekil gitu.” “Nangisnya kenceng banget kayak punya hutang aja, Itu bapak ibumu punya hutang biasa aja.” So much annoyying yes!
Kali ini saya akan sharing tentang bully, mulai dari apa sih itu bully? penyebabnya, dampak bully, bentuk bully, dan cara mengatasinya, terutama cara mencegah bullying pada anak.
Berkata baik atau DIAM!
Ucapan-ucapan diawal sebelumnya merupakan secuil contoh bully terhadap anak kecil bahkan bisa ditujukan untuk bayi yang baru lahir. Bahkan bayi yang baru belum berusia satu bulan bisa saja menghadapi serangan bully fisik dari orang-orang terdekatnya.
Seperti pengalaman saya ketika baru melahirkan, bayi saya kerap dijahati oleh seorang anak yang berusia tiga tahun sebut saja KY. Jika bayi saya tidak dijaga dengan serius sedangkan di rumah ada si KY, maka dia selalu mencuri kesempatan untuk menyakiti bayi saya dengan cara menginjak kepalanya, memukul, mencubit, menggigit, meludahi, mendorong, menjambak, membuat kegaduhan, dan berteriak-teriak agar bayi saya tidak bisa tidur tenang. Hal yang paling ajaib bagi saya adalah orangtua KY merasa hal tersebut bukanlah suatu masalah besar dan bilang ke saya “NAMANYA JUGA ANAK-ANAK.” dan bisa-bisanya berkata “Makanya anaknya dijaga yang bener.”
Tapi saya tidak akan memperpanjang tulisan ini dengan cerita saya sebagai korban bully, atau menjadi pelaku bully juga pernah sih, atau kisah heroik saat membantu korban bully. Kita fokus tentang bully itu sendiri aja ya. Sesuatu hal yang teramat-amat salah dan berefek cukup panjang.
Saya coba buat konten youtube super amatiran, dengan bantuan Aurin, Indri, dan Wida (teman-temannya Queen) sebagai aktor. Sebelum pemotretan dan pembuatan video saya bertanya ke mereka tau gak sih bully itu apa? Mereka semua menjawab tidak tahu. Namun setelah pemotretan mereka baru mengerti bully itu apa.
Apa sih bullying itu?
Bullying adalah bahasa inggris yang diterjemahkan artinya : Penindasan, perundungan, perisakan, pengintimidasian. Penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang berkelanjutan melalui kata, tindakan, atau sosial yang menyebabkan kerusakan fisik dan mental manusia.
Bullying dapat kita artikan sebagai perilaku intimidasi yang dapat dilakukan berulang untuk melukai individu baik emosional maupun fisik dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan di mana pelaku mendominasi dan korban menjadi pihak yang lemah.
Bullying pada anak masih sering dianggap kenakalan biasa ya mbak, sehingga sangat merugikan korban. Apalagi jika orangtua tidak mencegah justru menganggap itu bentuk kenakalan biasa.
Ketika kecil saya dan adik saya sama-sama kena bully, bedanya saya diam cenderung takut, tapi adik sama melawan. Dia bisa tiba-tiba jadi lebih galak dari pelaku verbal bullying, dan lama-lama pembully itu tidak berani menghina secara terus terang meskipun masih suka bisik-bisik.
Terima kasih sudah berbagi tulisan apik ini mba. Membuka cakrawala kita tentang bullying yg mungkin tak disadari pernah kita terima atau bahkan kita lakukan. Mengingat luka batin yg diakibatkan bullying ini cukup besar, semoga saja kita semua bisa berperan dalam menghindari terjadinya bullying ini..
Wah lengkap banget ini mbak ulasannya soal bullying, semoga kita dihindarkan dari para pembully ya mbak, amin… dan makasih sahring tips yang harus dilakukan di rumah
Bgs bgt mb tulisan nya… ternyata pembully itu biasanya pernah di-bully juga ya..dan mrkmemiliki ketrampilan sosial yg buruk. Noted
Iya…hahaha Maya banget nih. Tapi InsyaAllah udah insyaf. Bagaimanapun permasalahan hidup orang beda-beda
Kok sy jd kesel baca cerita ttg bayinya mba maya dlu yg teganya orangtua si KY berkata demikian,. tulisannya apik mba maya lengkap bangettt 🙂
Terimakasih mb erni. Ceritanya cuma sepenggal itu mb. Kalau aku lengkapin dikit, ya akunya juga sama-sama salah. Soalnya saking seringnya anakkku di ganggu, terus aku juga jadi punya trauma sama anak-anak. Akhirnya si KY kalau nakal aku jeeewwwweeeerrrr…atau aku bales semua kelakuan tu anak dengan setimpal. cubit ya balas cubit, jambak ya balas jambak, ngeludahin anakku ya aku pukul mulutnya si KY, jadi orangtuanya gak terima deh anaknya juga nangis. Akhirnya sesama orangtua juga jadi berantem.
Bahkan bayi pun bisa kena bullying juga ya. Kadang manusia tu suka ga mikir apa yg diomongin tu menyakiti orang lain. Anakku juga prnah jd korbal verbal bullying juga si jadi kebayang aja perasaanmu. Semoga anak2 kita terhindar dr bullying ya
Wah bagus sekali mbak tulisannya dan kumplit sekali ya. Agak penasaran juga tentang pembullyan pada orang dengan orientasi seksual seperti lgbt gitu. Harusnya gimana ya mbak?
Yang membully tetap dikasi peringatan, atau hukuman setimpal kayak kasus Ferdian Paleka. Jika banyak makhluk seperti Ferdian and the gank dibiarkan. Bisa jadi waria dan kaum LGBT akan selalu tertindas. Padahal sama-sama manusia, sama-sama punya hati, sama-sama menghirupudara yang sama.
Bahasannya sangat lengkap Mba, kalau rajin dikompilasi bisa jadi satu buku panduan nih Mba… Ini juga jadi tema yg everlasting krn selalu aja ada aspek yg bisa dibahas dr perundungan
nulis harusnya dirajinin ya mb…sedangkan maya ini lebih banyak main game sama nonton film 😀
Aku sering lihat anak anak yang ngebully temannya tanpa sadar apa yang dilakukan itu nyakitin. Sedihnya orang tuanya kalau dikasih tahu kelakuan anaknya dia gak terima. Duh jadi mikir nih, apa dia nurun ortunya ya? Hmm
Bisa jadi…soalnya anak-anak peniru ulung sih ya
SEbagai orang dewasa kita harus peduli dengan lingkungan juga. Sering loh aku lihat anak-anak membully temannya dan yang dibully cuma tertawa. Kita nggak tahu juga isi hatinya ya mbak, gimana respon dia yang sebenarnya.
Bener banget, apalagi verbal bullying, kayaknya masih dianggap sepele gitu, padahal sama berbahayanya tipe bully apappun
Terkadang anak melakukan bullying tanpa sadar, niat mereka hanya bercanda. Tugas orang tua lah yang mengajarkan anak untuk bertutur kata yang baik
The problem is the parents juga sering bertingkah dan berkata kasar sih mb,belum lagi suami istri sering bertengkar. Jadi ya direkam semua oleh anak. Harusnya memang ada sekolah pendidikan untuk orangtua