Menumbuhkan minat baca dalam keluarga sangatlah mudah. Mulai dari diri dan keluarga kita sendiri haruslah gemar membaca buku.
Orangtua memiliki peran sentral dalam menumbuhkan minat baca anak. Jika orangtuanya memang sudah suka membaca buku, biasanya anak-anaknya juga ikut suka membaca buku. Jika orangtua lebih senang memegang handphone, tentu anak-anak juga lebih senang main handphone.
Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini
Pola parenting saya ke anak dalam menumbuhkan minat membaca dimulai sejak saya mengandung. Saya mengkhatamkan Qur’an berserta artinya. Terus buku bacaan saya saat hamil ada baca Dilan dan Milea, Filsafat Ilmu, Garpu Tala, Pohon Sirkus – Andrea Hirata, Budha – Deepak Chopra. Buku-buku Dewa Eka Prayoga yang tenatng bisnis atau marketing gitu. Buku buku Saptuari Sugiarto yang anti Riba. Buku-buku resep, sama buku terbitan indie punya teman yang berjudul Mala – Hanis Saiin, Aku Anak Beting, dan Tepian Sungai Kapuas Hulu.
Setelah melahirkan saya dan suami mulai bergantian membacakan buku ke anak. Buku pertama yang dikenalkan ke anak di keluarga saya tentunya kitab Al-Qur’an. Waktu usia satu dua bulan bukunya masih buku bacaan saya full teks semua. Usia tiga sampai empat bulan mulai dibelikan buku cerita anak yang murah-murah dulu harga belasan sampai dua puluh ribuan, Usia lima bulan anak makin pinter berusaha menangkap kertas buku dan menyobeknya, jadi saya belikan buku bantal kain khusus bayi yang gak mudah sobek dan bisa dicuci.
Saat anak saya beruia satu tahun, saya memberi hadiah kado paket buku halo balita, ayahnya membelikan rak buku khusus berwarna pink untuk buku-bukunya Queen. Hal ini membuat Queen makin semangat dan samai saat ini Queen sudah memiliki kebiasaan membaca buku tiap pagi setelah sarapan, dan sebelum tidur.
Lalu bagaimana dengan keluarga yang minat bacanya kurang? Bisakah seorang anak yang keluarganya kurang suka baca buku jadi menyukai membaca buku? Jawabannya BISA. Menumbuhkan kegemaran membaca buku tidak hanya tumbuh dari lingkungan keluarga, tapi juga bisa berasal dari lingkungan sekitar, atau sekolahnya.
Seperti lingkungan tempat tingal saya saat ini yang tidak memiliki perpustakaan ataupun toko buku. Jadi saya memutuskan untuk menaruh semua buku bacaan di luar kamar, tepatnya di ruang tamu agar bisa dibaca oleh orang banyak bagi yang ingin membaca buku.