Bodas Novel Bagian 6 : Musik Dalam Hati

Bodas Novel Bagian 6 : Musik Dalam Hati

Bodas Novel Bagian 6 : Musik Dalam Hati

  Tetapi makin lama diperhatikan, gerakan yang Tomtom buat teratur dan keren. Tubuhnya mengikuti irama lagu yang dimainkan dalam tapeMusik yang ia mainkan pun membuat tubuh kami turut bergoyang.

Bodas Novel Bagian 6 : Musik Dalam Hati
Bodas Novel Bagian 6 : Musik Dalam Hati



“Lagi ngapain itu buda’?” tanya Yoyok.

“Kukira Tomtom kena kabel listrik, tapi sepertinya dia lagi asyik nari.”

“Ini lagu apa sih, Tom?”

“Yo! ini namanya Hip Hop, Bro!”

“Hip Hop?”

“Gaul yo!”

“Ngomong apa sih kamu?” Aku mulai heran dengan tingkah Tomtom.

“Ini musik Hip Hop yo, tarian yang barusan kulakukan namanya break dance yo.”

“Dari tadi ya yo ya yo terus. Yoyok maksudmu?”

“Yo itu kata-kata keren rapper yo, bukan Yoyok yo.”

“Tarian tadi apa namanya? belajar dari mana?”

Break dance yo. Belajar sendiri yo, ngikutin tarian yang ada di CD Hip Hop. Keren banget
pokoknya yo. Pontianak masih jarang ada yo.”

     Aku mulai sedikit pusing memahami bahasa  Tomtom, setiap ia berbicara diberi kata yo yo yo.
 
“Ada, tapi mungkin kita enggak tahu.”

“Bagus sih, tapi aku tetap lebih menyukai musik klasik,” ucap Linca.

“Yo, Linca. Musik klasik muncul dari abad sebelum Masehi. Hip Hop muncul tahun 70-an. Kalau saja Hip Hop muncul sebelum Masehi, Hip Hop akan disebut musik terkeren di sepanjang sejarah manusia, mengalahkan musik klasik,” papar Tomtom sambil menggerakkan tangannya ke depan silang kanan dan silang kiri. Aneh sekali.

“Kalau Hip Hop muncul di abad sebelum Masehi, adanya penyanyi Hip Hop bakal dibakar, karena disangka ngerapal sihir. Musiknya nge-jreng gitu.”

Tomtom mematikan tape nya. “Oke perhatikan. Coba pegang dada kalian seperti ini. Dengarkan baik-baik!”

“Kenapa?”

“Setiap kita, punya musiknya sendiri. Coba dengar. Boom…Boom…Boom…” terang Tomtom sambil memukul pelan dadanya.

“Itu namanya detak jantung! Bunyinya deg deg deg. Bukan musik!” protes Yoyok.

“La…lala…laaa…lala…lala..la…” Linca bersenandung Cannon in D Mayor Johan Pachelbel.

“Itu detak jantungnya lebih aneh lagi,” tunjuk Sigit ke Linca.

“Mungkin maksud Tomtom, membayangkan musik yang berkesan di hati kita, kalau aku saat ini mendengar musik alam, seperti suara-suara ketika kita berada tepi pantai,” tuturku perlahan.

“Kalau begitu, aku dengar gending Jawa,” ucap Yoyok.

“Aku musik metal. The Black Album Metallica,” ungkap Sigit. Membuat kami menoleh kepadanya yang sedang mengangguk-anggukkan kepala. Seakan musik tersebut sedang diputar. Lalu Sigit mulai bernyanyi.
Say your prayers little one
Don’t forget, my son,
To include everyone
Tuck you in, warm within
Keep you free from sin

Till the sandman he comes
Sleep with one eye open
Gripping your pillow tight
Exit light Enter night
Take my hand

Off to never never land
 
⧫⧫⧫
 
Bodas Novel Bagian 6 : Musik Dalam Hati
=====================================================================
Catatan kaki :
9. Penganan tradisional masyarakat Tionghoa. Ketan hitam yang berisi daging dan sayur-mayur.
 
BACA JUGA :
 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Have Missed