“Anak dari Tuhan dong Ma.”
“Iya kamu juga anak dari Tuhan, tapi keluar dari perut mama bukan perut sapi! Ini anak siapa?” Mama mertua sewot dengan jawaban Mila.
“Acen ini sebenarnya muridnya Mila di kelas PAUD, tapi sudah tidak dirawat keluarganya. Orangtuanya sudah tidak tau pergi kemana. Jadi Mila bawa pulang aja dulu pas tadi berkunjung kerumahnya, soalnya Acen jarang masuk sekolah. Tadi saja dia dikurung dikamar loh, untung Mila keliling rumahnya, dan melihat Acen dari jendela.”
“Terus bagaimana caranya kamu bisa masuk ke rumahnya?”
“Minta tolong warga sekitar ngebobol pintu. Mila bilang ke mereka Acen nangis minta tolong kesakitan. Warga sana jadi pada tahu kalau Acen dianiyaya bibinya, bahkan tetangganya tadi cerita sering mendengar Acen menangis meraung-raung karena digebukkin, dan juga selalu ditinggal sendirian di rumah seharian sama bibinya. Mila ninggalin KTP di rumah pak RT sana saat izin bawa Acen.”
“Kakak ipar, kamu memang AMAZING!!!” Puji Rio adik laki-lakiku ke Mila sambil mengancungkan jempol berserta kedua paha ayam goreng tepung yang dipegangnya.
“ Makasi Rio.”
“Mama tetap tidak setuju kamu merawat anak ini, kalau kamu kecapekan gimana, aktivitas kamu sudah banyak. Nanti kamu malah susah hamil. Sudah kembalikan saja anak ini ke keluarganya atau titipkan ke panti asuhan.”
“Jika saja anak Mila masih hidup, mungkin sudah seusia Acen.” Mila mengusap kepala Acen dengan perlahan, matanya tampak berkaca-kaca.
“Yasudah, bagaimanapun kamu harus bertemu dengan orangtuanya Acen, atau paling tidak dengan bibinya terlebih dahulu, karena akan tetap ada proses hukum. Surat-suratnya harus jelas, sewa pengacara saja agar tidak ada masalah dikemudian hari.” Kata Ayah mertuaku yang merespon dengan rasionalitas dan sikap tenang.
***
Selama perjalanan dari Rumah Sakit, Acen tidak banyak bicara, ia masih mendekap erat buku bergambar yang dibacakan Mila tadi malam sebagai pengantar tidurnya. Buku karangan J.M Barrie yang mengkisahkan seorang pemimpin anak-anak hilang dan melakukan petualangan mereka di pulau Neverland sampai bertempur dengan Kapten Hook si bajak laut yang kejam. Sepertinya buku itu menjadi salah satu cerita favorit Acen saat ini.
Setelah selesai memeriksakan kondisi Acen ke dokter anak, kami juga membelikan Acen alat bantu dengar karena kondisi telinga kirinya tidak dapat mendengar. Sore ini kami ke rumah bibinya Acen untuk memulai proses adopsi sesuai prosedur, sekalipun bisa saja bibinya Acen kami laporkan ke polisi berbekal hasil pemeriksaan dokter dan luka fisik di tubuh Acen yang masih tampak jelas.
Terima kasih sudah ikut lombanya, aw senangnya dapat kado spesial ya buat si tokoh
Sama-sama mb wuri, tiap tahun boleh juga diadakan lomba cerpen seperti ini
Wah..masih penasaran dg Acen nih. Kenapa mamanya meninggalkannya ya? Semoga ada kisah lain yg HEPI ending ttg Acen hehe..
Iya ya, harusnya maya kasi gambaran kenapa mamanya meninggalkan Acen.
twist ending. Allhamdulillah kebaikan keduanya dibalas Allah ya Mba eheheh
Acen, semoga ibumu lekas taubat ya Nak. Gemes aku!
Nyesek banget pasti jadi Acen, sudah bahagia dengan orang tua angkatnya malah diambil paksa oleh sang ibu yang sudah pernah menelantarkan dirinya..terlalu..
Duh, kasian banget sih si anaknya. Gemes sama ortunya, pengin tak kruwes. Tapi alhamdulillah, kebaikan Mila mendapatkan balasannya.
Such a touching story.
One of my long time ago dream, being able to adopt and taking care of kids like Acen.
Semangat Mila, you are a great wife and a mother as well ^^
Kasihan ya Acen, sedang senang-senangnya bersama Mila, eeh dibawa pergi sama ibu kandung yang selama ini menelantarkannya. Semoga Acen baik-baik saja. Dan Mila juga bisa legawa apalagi sudah diberi hadiah istimewa di rahimnya. Keren mbak tulisannya.
Oh ternyata Acen masih punya Mama ya. Bisa jadi hikmahnya adalah bertemu lagi dengan sang mama. Gak apa sih kalo akhirnya hepi gini, punya anak lagi
Wah seru nih kisahnya Acen tapi masih ada tanda tanya juga ya, jadi pengin tahu kelanjutannya gimana… Lanjutkan dong Mba Maya