SANG MAYA: REPUBLIK JANCUKERS, SUJIWO TEJO

SANG MAYA: REPUBLIK JANCUKERS, SUJIWO TEJO

SANG MAYA: REPUBLIK JANCUKERS, SUJIWO TEJO

Di negeri #Jancukers Upah Minimum Regional alias UMR ditentuakn oleh naik turunnya harga mawar.

Di negeri #Jancukers  tidak ada kriminalitas.

Di negeri #Jancukers buruh tidak sempat demo, mereka sibuk pacaran di pabrik-pabrik.

Di negeri #Jancukers tidak ada air mata yang dihapus dengan tisu. Semua tangis diseka oleh tangan kekasih.

Di negeri #Jancukers setiap laki-laki membawa softex kemana-mana untuk jaga-jaga kalau ada perempuan yang mendadak butuh itu. 

Di negeri #Jancukers tidak ada twitwar, karena jurus tertinggi di dunia persilatan mana pun adalah menghindari perkelahian.

Di negeri #Jancukers senyum-senyum sendiri kepada layar handphone harus dibagi menjadi senyuman orang-orang di sekitarnya. 

Di negeri #Jancukers akan diundangkan bahwa tidak tersenyum lebih kejam daripada pembunuhan.

Di negeri #Jancukers perempuan yang sedang mens dibebaskan dari segala tuntutan hukum.

 Di negeri #Jancukers orang boleh akrab tanpa perlu tahu urusan pribadi masing-masing.

SANG MAYA: REPUBLIK JANCUKERS, SUJIWO TEJO 9SANG MAYA: REPUBLIK JANCUKERS, SUJIWO TEJO 10 
 

     Menurut Kamus Daring Universitas Gadjah Mada , istilah “Jancuk, Jancok, diancuk, diancok, Cuk, atau Cok” memiliki makna “sialan, bangsat, keparat, brengsek (ungkapan berupa perkataan umpatan untuk mengekspresikan kekecewaan atau bisa juga digunakan untuk mengungkapkan ekspresi keheranan atas suatu hal yang luar biasa)”.

    Sudjiwo Tedjo a.k.a “Presiden Jancukers” pun berpendapat “JANCUK tuh ungkapan beragam dr kemarahan sampai keakraban,tergantung sikon …

     Urakan berbeda dengan kurang ajar. Kurang ajar bikin enek. urakan bikin gemes. Kurang ajar itu melanggar aturan semata-mata karena ingin melanggar saja. Ada unsur pamer di situ. Ada unsur sok-sokan di dalamnya. 

Urakan tidak demikian. Urakan itu terpaksa melanggar peraturan lama semata-mata karena aturan-aturan tersebut sudah tidak sesuai dengan hati nuraninya.
Tanpa tata krama yang lebih batiniah, ucapan Jawa ngoko termasuk “Jancuk” akan terdengar menyakitkan…tidak menggemaskan…tidak akan membuat banyak orang termasuk Kresna merasa kangen.


Beberapa pesan dari Presiden Republik Jancukers :

  • Buat yang malam ini punya ide untuk bunuh diri. Tunda dulu, siapa tau esok masih ada mbok jamu yang tersenyum. 
  • Tabahlah seperti perempuan, saban hari memandikan anak, tetapi tidak pernah menuntut adanya mesin cuci anak. 
  • Bagi yang suka membenci…hmmmm sabar ya….nggak perlu buru-buru….kebencian juga butuh proses loh.
  • Marilah tersenyum. Kalau menghadapi semua yang menyesakkan ini kita tak sanggup tersenyum bagai Prof. HAMKA, setidaknya tersenyumlah seperti pembalap Tinton Suprapto yang wajahnya memang senantiasa tersenyum.
  • Bahwa hidup tak harus masuk akal itu sudah jelas.
  • Sesekali mundurlah. Biarlah yang agak sombong dan tidak bisa mundur itu adalah pesawat.
  •  Segala yang terlalu itu tidak baik.

 

SANG MAYA: REPUBLIK JANCUKERS, SUJIWO TEJO 11


Kami cuma ingin hidup di satu tempat saja, yaitu di Republik Jancukers…Republik yang tidak usah muluk-muluk menjamin warganya hak atas pendidikan dasar, hak atas pekerjaan minimal yang layak bagi kemanusiaan, dan hak akan rasa aman.

Salam dari #Jancukers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Have Missed