Seringkali saya tidak merasa bahagia. Terutama saat kelelahan dan susahnya mendapatkan istirahat yang berkualitas. Lelah membuat pikiran saya kacau, atau pikiran yang kacau membuat saya kelelahan juga sama saja. Lelah, kacau, sedih, dan tidak bahagia. Namun mood booster paling mujarab untuk menghilangkan semua ketidakbahagiaan itu adalah anak saya Queen Hannah. Melihat Baby Queen tumbuh sehat, ceria, banyak senyum dan aktif merupakan kebahagiaan yang selalu saya syukuri.
Saya baru saja menulis satu paragraf diatas dengan banyaknya serangan yang menguji emosi jiwa. Mulai dari musik dangdut gak jelas yang disetel suami, sedang mengetik rambut saya dijambak Baby Queen dari belakang, lalu ia pun merengek minta perhatian dan merampas kacamata saya, minta nyusu juga. Setelah minta tolong ke suami untuk ajak main Queen tidak lama kemudian Queen nangis terjatuh dan kepalanya kebentur pintu karena suami lengah akibat asyik lihat video dangdut di YouTube. SABAR! Dalam situasi seperti ini sangat jelas hati saya juengkeeel sekali. Saya bisa saja marah-marah sama suami dan memukul handphonenya pakai tongkat kasti. Tapi saya memilih tarik nafas dalam-dalam dan tentunya menenangkan Queen yang lebih utama. Pasti akan sangat susah merasa bahagia dalam kondisi tersebut. Namun begitulah hidup, tidak ada namanya bahagia terus, pasti ada sedih, ada duka, ada ujian, takut, malu, dan ada berbagai drama yang musti dihadapi.
Supeer komplit banget mbak uraian lactogrow, keren y mbk ilmu2nya
bener banget ya mbak, nyatanya bahagia itu butuh usaha, latihan, dan belajar.. yang aku paling berkesan kalau dari pola parenting ayahku adalah beliau selalu antusias saat dengarin aku cerita.. ternyata ini memang cara yang baik untuk membahagiakan anak ya mbak,,