Perjuangan Emak Blogger Update Konten – Desember ini Baby Queen menuju empat bulan. Alhamdulillah pertumbuhan Queen termasuk baik, lincah, dan menggemaskan. Saat ini dirinya sudah pintar tengkurap sendiri, banyak mengoceh, dan mutar-mutar dengan pantatnya yang dijadikan poros.
Bunda dan Queen selfie bareng |
Masih ingat saat hamil bulan kesembilan sampai ke 41 minggu lebih adalah masa tidak bisa update konten. Sebulan setelah melahirkan juga masih belum bisa update konten. Masih penyesuaian diri dengan jadwal bayi yang tidak dapat ditebak kapan dia pipis, pup, tidur, dan minta gendong. Pokoknya sesuka dan senyaman Queen saja.
Akibat hampir tiga bulan tidak bisa update konten. Akhirnya traffic menurun tajam dan tidak ada pemasukan sama sekali dari placemen ataupun dari promosi jualan online. Tapi tidak masalah, tugas utama dalam mencari nafkah tetap pada suami. Bunda Queen fokus mengasuh dan mendidik anak. Hanya saja tangan dan hati lumayan gatal karena lama tidak berinteraksi dengan laptop.
Bulan kedua sempat berpikir untuk minta bantuan ke suami, agar Bunda Queen punya waktu khusus agar bisa update konten blog. Apalagi kedua blog sudah pasang adsense yang mana musti harus makin rajin update konten.
Mengetik via laptop
“Queen, Bunda ngetik bentar ya. 30 menit aja, habis itu main lagi denganmu”. ucap saya pada Queen yang sedang baringan di kasur.
Dua menit kemudian terdengar ehek-ehek…(tangisan bosan) menoleh sebentar ke kasur dan wajahnya Queen sudah mulai manyun.
Tiga menit kemudian ehek-ehek…makin kenceng…makin cari perhatian….mukanya juga makin jelek…
Akhirnya Queen disamperin, dicium dan langsung tersenyum…Saya tidak jadi ngetik. Queen minta ditemenin. She’s win…always win….win Queen.
Dua menit ditinggal ngetik |
Tiga menit ditinggal ngetik |
Senangnya Queen setelah disamperin dan dicium |
Perjuangan Emak Blogger Update Konten
Saya mencoba menulis blog lewat handphone, padahal biasanya kalau update konten dan blogwalking selalu pakai laptop. Memaksimalkan penggunaan handphone untuk ngeblog, membuat bulan kedua ada beberapa konten yang bisa di update, termasuk konten lomba dan placemen.
Bulan ketiga akhirnya saya minta ke suami agar bisa punya jadwal khusus update konten. Siang hari setelah suami selesai beristirahat dari pulang nyawah sayapun menyampaikan permohonan kepadanya.
“Mas, Maya minta waktu dong seminggu dua kali dirimu jaga Dede. Biar Maya bisa update konten.sudah seminggu nih gak update konten.” Pinta saya rada hati-hati dan mengiba.
“Karepmu.” Jawab suami sesingkat-singkatnya dengan ekspresi datar.
“Loh kok karepmu…kalau jawabannya karepmu sih biasanya kamu gak ikhlas.” Ucap saya rada kecewa.
“Update konten pas Dede tidur kan bisa.”
“Iya memang bisa, tapi pas Dede tidur itu Maya juga beres2 kamar, beres-beres rumah, nyuci, masak, makan, dan mandi. Bahkan kalau keletihan ya Maya juga ikut tidur sama Queen. Mana Dede tidurnya bentar-bentar” Paparku.
“Ya update kontennya malam hari, pas Dede tidurnya lama.”
“Kamu lupa kalau malam jarang ada sinyal…” Nasib tinggal di dusun.
Suami akhirnya diam, mungkin mengiyakan dalam hati. Ekspresinya masih datar. Agak berat baginya megang anak setengah hari saja. Secara kebanyakan tipikal bapak-bapak megang anak sejam aja sudah kewalahan. Apalagi ayah Queen suka megang handphone dan laptop karena dirinya juga blogger.
Walaupun suami tidak menjawab iya dengan sepenuh hatinya. Saya tetap mengupdate konten sesuai jadwal yang saya minta yakni hari Selasa dan Jumat. Itupun hanya setengah hari, dari jam 12 siang sampai jam 5 sore. Tentunya disela waktu itu ada waktu menyusui Queen.
Saya juga meminta suami untuk saling memperbaiki komunikasi. Kedepannya tidak boleh lagi menjawab pertanyaan atau permintaan pasangan dengan kata KAREPMU atau TERSERAH. Karena kata karepmu atau terserah terindikasi berat hati atau tidak ikhlas.
Jawaban karepmu juga tidak enak di dengar, apalagi jika intonasinya pakai nada tinggi, jadi riskan buat konflik suami istri. Mungkin terkesan baper amat cuma gitu aja. Yang jelas, menjaga dan menghargai perasaan orang itu penting. Apalagi jika orang tersebut memang penting bagi kita.
*Tulisan ini dibuat berdasarkan curhatan full time mommy stay at home.
Salam mental sehat