Pencapaian Tertinggi di Hidup Saya

Pencapaian Tertinggi di Hidup Saya

3. Berkeluarga.

Berkeluarga ini entahlah bisa dibilang sebuah pencapaian atau bukan. Karena pengalaman pahit sewaktu kecil awalnya saya enggan menikah. Mengurus diri sendiri saja sudah berat apalagi ditambah mengurus suami dan anak. Lalu laki-laki yang menikah dengan saya saat ini dulu bilang, akan mengurus saya, dan saling membantu dalam berbagai hal. Bodohnya saya percaya dan akhirnya menikah.

Apa yang saya dapatkan setelah menikah? Dulu yang hanya mencuci pakaian sendiri, sekarang harus mencuci pakaian suami dan anak. Cuci piring kebanyakan sendiri, masak juga sendiri, belanja sendiri tapi semua itu jadi double karena untuk suami dan anak juga. Jadi apa saja yang saling bantu? Cari uangnya yang saling bantu. Dia cari uang dan saya juga sebisa mungkin cari uang sambil mengasuh anak dan mengurus rumah. Lelahnya bukan main bahkan sempat mental illnes.

Tapi kenapa berkeluarga  saya bilang sebuah pencapaian? Mungkin setelah menikah hampir enam tahun, saya masih bertahan dalam kondisi seperti ini. Saya masih percaya saya dan keluarga kecil saya mampu hidup berkecukupan. Saya masih percaya saya mampu menjadi orangtua yang baik untuk anak saya. Saya masih percaya suami saya baik dan setia.

 

4. Punya Karya.

Karena senang menulis saya jadi punya karya buku sendiri. Sekalipun belum menjadi penulis terkenal. Setidaknya saya punya karya dan terus mau memunculkan karya-karya lainnya nanti.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *