Assalamualaikum Sobat Maya, sudah makan? Malam ini saya mau menceritakan beberapa pencapaian tertinggi dalam hidup saya yang sudah masuk kepala 3. Mungkin bagi beberapa orang pencapaian yang akan saya ceritakan biasa saja, tapi bagi saya sudah sesuatu yang berarti.
Beberapa pencapaian tertinngi yang pernah saya lakukan adalah.
- Tetap melanjutkan hidup.
Sebelum usia satu tahun orangtua saya bercerai, dan entah mengapa saya lebih banyak mengingat kenangan masa pahit sewaktu kecil. Beberapa hal membuat saya tidak merasakan kebahagian sewaktu kecil. Bahkan sampai saat ini saya belum mendapatkan jawaban dari orangtua saya kenapa mereka memutuskan untuk melahirkan saya.
Sedih, benci, dan kecewa sering membuat saya merasa tidak diinginkan, dianggap remeh, dan dibenci. Saya bahkan berfikir seharusnya saya memang tidak dilahirkan. Karena itu adakalanya saya berfikir untuk mati saja. Namun, tindakan konyol seperti itu tidak saya lakukan. Saya belajar dengan membaca banyak buku dan menonton film. Bahwa hidup memang perjuangan. Banyak yang ingin tetap hidup tapi tidak bisa. Jadi kenapa saya harus membuang kehidupan saya?
Jadi pencapaian tertinggi dalam hidup saya yang pertama adalah tetap melanjutkan hidup sebaik mungkin.
2. Mandiri dan Berwirausaha.
Sejak masih Sekolah Dasar saya sangat suka menulis cerita dan berjualan kue atau buah-buahan. Dengan berjualan saya dapat membeli beberapa peralatan tulis atau mainan yang saya inginkan seperti teman-teman saya yang kaya. Sejak kecil saya juga suka menabung diam-diam untuk membeli barang yang saya sukai. Hal ini berlanjut sampai saya besar dan kuliah. Saya kuliah sambil bekerja, sehingga saya bisa beli motor sendiri, dan laptop sendiri. Kuliah dua tahun terakhir juga biaya saya sendiri, bayar uang kos sendiri, bisa membiayai kehidupan sendiri, pokoknya mandiri gitulah.
3. Berkeluarga.
Berkeluarga ini entahlah bisa dibilang sebuah pencapaian atau bukan. Karena pengalaman pahit sewaktu kecil awalnya saya enggan menikah. Mengurus diri sendiri saja sudah berat apalagi ditambah mengurus suami dan anak. Lalu laki-laki yang menikah dengan saya saat ini dulu bilang, akan mengurus saya, dan saling membantu dalam berbagai hal. Bodohnya saya percaya dan akhirnya menikah.
Apa yang saya dapatkan setelah menikah? Dulu yang hanya mencuci pakaian sendiri, sekarang harus mencuci pakaian suami dan anak. Cuci piring kebanyakan sendiri, masak juga sendiri, belanja sendiri tapi semua itu jadi double karena untuk suami dan anak juga. Jadi apa saja yang saling bantu? Cari uangnya yang saling bantu. Dia cari uang dan saya juga sebisa mungkin cari uang sambil mengasuh anak dan mengurus rumah. Lelahnya bukan main bahkan sempat mental illnes.