Waffle telur atau egg waffle yang populer di Hong Kong dan Makao semakin dijajakan di dalam negeri dengan variasi isi yang disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Kudapan yang dibuat dengan memanggang adonan tepung telur dan susu dalam cetakan waffle dengan beragam rasa produl lokal daerah Kalimantan Barat, disajikan oleh Hidayat (38) selaku owner Awaffel.
Hidayat bersama putrinya mempromosikan produk Awaffel saat pameran di PCC |
“Variasi isi dan rasa ini disesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia yang cukup akrab dengan cokelat ataupun keju yang tentunya kami coba buat sendiri dari daerah sendiri. Semua pilihan rasa bisa digabung sesuai selera, yang jelas saya lebih mengutamakan bahan dari produk lokal, agar semua hasil alam dari daerah kita sendiri,” kata Hidayat.
Hidayat mengaku telah menekuni bisnis kuliner semenjak masih kecil, mengikuti usaha nenek moyangnya yang bergerak di bidang Home Industry. “Dulu nenek maupun ibu saya hanya menjual dari mulut ke mulut, akhirnya mencoba mengimprovisasi, kerjasama dengan Disperindagkop sampai akhirnya bisa buat pabrik,” paparnya.
“Bahan dalam membuat waffel yakni telur, mentega, dan butter. Jadi kita menyediakan camilan yang menyehatkan untuk konsumen. Juga ditambah resep rahasia yang tidak bisa saya bocorkan, yang jelas hampir 70 persen bahan baku menggunakan produk lokal,” ujarnya sambil tersenyum.
Hidayat menjual satu porsi waffle hanya seharga Rp 10.000 , saat membuka usaha pabrik tepung ia membutuhkan modal lebih dari Rp. 200 juta, sedangkan waffel tidak sampai Rp 5juta dengan omzet yang didapat sudah mencapai belasan juta. Ia berharap usahanya bisa menginspirasi orang lain untuk berwirausaha, ia pun bersedia bekerja sama dengan siapa saja yang serius berusaha mengembangkan bisnis.
keyeeen….
syukron happy 🙂